Kamis, 20 September 2012

konsep dasar pendidikan

A.PENDAHULUAN

1.Penciptaan manusia diyakini bahwa Adam dan Eva pada saat diciptakan Tuhan tidak tahu apa-apa tentang dunia dan tdk dapat berbuat apa-apa sampai adanya campur tangan pihak lain, yaitu malaikat yang diutus Tuhan utk memberikan pengetahuan kepada Adam sebagai bekal pertama utk bisa hidup di dunia.

2.Banyak kasus dalam keragaman pola hidup makhluk, utk mempertahankan dan terutama utk mengembangkan hidupnya makhluk hidup memerlukan juga bantuan individu lain, meskipun ada juga jenis makhluk lain yang sejak lahir harus dpt bertahan dan berkembang sendiri.

3.Kenyataan menunjukkan bahwa tuntutan hidup manusia merupakan tuntutan yang paling berat dan semakin besar seiring dgn perkembangan dan kemajuan taraf hidupnya. Tuntutan hidup manusia dari masa ke masa semakin berkembang, semakin sulit, semakin kompleks, dan terjadi di dalamnya percepatan yang luar biasa dibandingkan dgn tuntutan makhluk hidup yang lainnya.

4. Usaha sadar yang bersifat naluriah, yaitu adanya kasih sayang ortu terhadap anaknya dan tanggung jawab utk membantu anaknya mempersiapkan dirinya utk hidup layak. Rasa Kasih sayang dan tanggung jawab inilah yang menimbulkan salah satu kegiatan dalam hidup manusia yang berupa perlindungan, pemeliharaan, dan bimbingan yang kemudian disebut kegiatan pendidikan.

5. Aktivitas pendidikan pada manusia mengalami perkembangan sejajar dgn perkembangan tingkat hidup manusia, dari kegiatan pendidikan yang sangat sederhana tanpa rencana yang konkrit, tanpa tujuan yang jelas berkembang menjadi kegiatan yang semakin disadari, direncanakan dan dikirkan secara masak, dan hasil yang semakin jelas.

6. Pemikiran yang mendalam ttg pendidikan membawa persoalan ini kepemikiran yang lebih dapat dipertanggung jawabkan, yaitu pemikiran ilmiah. Setahap demi setahap pendidikan berkembang menjadi ilmu dalam arti pemikiran dan pelaksanaannya didasari kaidah-kaidah ilmiah.

7.Dalam kedudukannya sebagai ilmu yang otonom/berdiri sendiri pendidikan berkembang tdk sendirian tetapi terpengaruh juga oleh perkembangan ilmu-ilmu yang lain.

8.Akibat dari pengaruh spesialisasi dan percabangan ilmu pendidikan maupun karena pengaruh komponen-komponen di luar ilmu pendidikan juga dihadapkan kepada tantangan-tantangan baik teoritik maupun segi penerapannya. Ilmu pendidikan cenderung dirongrong keberadaannya, terutama telah bergesernya istilah dan hakekat pendidikan menjadi pengajaran atau pembelajaran dan hal ini sangat berpengaruh pada penerapannya, yaitu dari kegiatan internalisasi norma menjadi kegiatan yang menekankan pada penyampaian pengetahuan, termasuk pangetahuan tentang nilai.

9.Nasib ilmu pendidikan akan lebih terpuruk apabila para pemikir dan pelaksana pendidikan ikut larut dalam badai yang tidak karuan arahnya.oleh karena itu menjadi tuntutan mutlak bagi para pakar dan para penyelenggara pendidikan utk bangkit kembali mempertahankan jati diri dan keberadaan ilmu pendidikan baik dalam aspek teoritiknya maupun dalam prakteknya.

10. Pendidikan pada hahekatnya merupakan suatu usaha yang disadari utk mengembangkan kepribadian dan kemampuan manusia, yang dilaksanakan di dalam maupun di luar sekolah dan berlangsung seumur hidup.

11. Beberapa konsepsi dasar pendidikan yang akan dilaksanakan; (1) bahwa pendidikan berlangsung seumur hidup (Life Long Education), (2) bahwa tanggung jawab pendidikan merupakan tanggung jawab bersama antara keluarga, masyarakat dan pemerintah/ tidak ada monopoli, (3) bagi manusia pendidikan itu merupakan suatu keharusan karena pendidikan memiliki kemampuan dan kepribadian yang berkembang. Henderson mengemukakan bahwa pendidikan suatu hal yang tidak dapat dielekkan oleh manusia, suatu perbuatan yang tidak boleh tidak terjadi, karena pendidikan itu membimbing generasi muda untuk mencapai suatu generasi yang lebih baik.

12. Dalam arti yang luas pendidikan berisi tiga pengertian, yaitu pendidikan, pengajaran dan pelatihan.

13. Pendidikan mengandung suatu pengertian yang sangat luas, menyangkut seluruh aspek kepribadian manusia. Pendidikan menyangkut hati nurani, nilai-nilai, perasaan, pengetahuan dan keterampilan.

14. Kohnstamm mengemukakan beberapa jenis perilaku dari berbagai makhluk , berikut: (1) anorganis yaitu suatu gerakan yang terjadi pada benda-benda mati, tidak bernyawa.gerakan itu ditentukan dari hukum kausalitas (sebab-akibat), (2) Organis/Nabati yaitu terjadi pada tumbuh-tumbuhan. Manusia maupun hewan sama-sama memiliki perilaku ini, manusia maupun bernafas, tumbuhan juga bernafas. Dalam tubuh manusia maupun hewan terjadi peredaran zat-zat makanan, sepertinya juga pada tumbuh-tumbuhan. Gerakan ini terjadi secara otomatis, tdk perlu dipelajari. Setiap makhluk hidup dgn sendirinya memiliki gerakan nabati ini, (3) hewani , perilaku ini lebih tinggi derajatnya darpada perilaku nabati. Perilaku ini bersifat instingtif ( seperti lapar, seks, berkelahi) dpt diperbaiki sampai taraf tertentu, dan memiliki kesadaran indera, dimana manusia dan hewan dpt mengamati lingkungan karena dilengkapi oleh alat indera, (4) manusia merupakan perilaku yang hanya terdapat pada manusia. Adapun ciri-ciri perilaku ini: (1) manusia berkemauan utk menguasai, (2) manusia memiliki kesadaran intelektual, dapat mengembangkan IPTEKS, menjadikan manusia makhluk berbudaya, (3) manusia memiliki kesadaran diri dpt menyadari sifat-sifat yang ada pada dirinya, manusia dapat mengadakan introspeksi, (4) manusia adalah makhluk sosial, membutuhkan n orang lain untuk hidup. Manusia memiliki bahasa simbolis baik secara tertulis maupun secara lisan, (5) manusia dapat menyadari nialai-nilai (etika &estetika) dan dpt berbuat sesuai dgn nilai-nilai tersebut, dan memiliki kata hati, (6) mutlak, dimana manusia dpt berkomunikasi dgn Maha Pencipta. Manusia dpt manghayati kehidupan beragama, yang merupakan nilai yang paling tinggi dalam kehidupan manusia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar